JEMBER, www.jembertoday.net – Antisiasme warga yang mempraktikkan pembuatan eco enzyme. Dengan sekitar 9.609 tanaman kelor, yang tersebar di pekarangan dan halaman rumah warga, desa ini memiliki sumber daya alami yang kaya manfaat. Melihat hal ini, tim dosen dari Politeknik Negeri Jember (Polije) berinisiatif memberikan pelatihan untuk meningkatkan pemanfaatan kelor sebagai upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat setempat, terutama untuk menanggulangi masalah stunting yang menjadi perhatian serius di Jember.
Stunting, yang ditandai dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis, masih menjadi isu kesehatan masyarakat yang signifikan di Kabupaten Jember. Anak-anak yang mengalami stunting berisiko mengalami kesulitan dalam aspek fisik maupun kognitif, yang berpotensi mempengaruhi kualitas hidup mereka di masa depan. Salah satu penyebab tingginya kasus stunting adalah kurangnya asupan nutrisi berkualitas dalam makanan sehari-hari.
Menanggapi hal ini, tim dosen dari Polije, yaitu Selvia Juwita Swari, Ria Chandra Kartika, Gamasiano Alfiansyah, dan Mudafiq Riyan Pratama, memanfaatkan tanaman kelor sebagai bahan utama olahan pangan dalam bentuk bolu kukus. Kelor dipilih karena kandungannya yang kaya akan nutrisi, seperti vitamin, mineral, dan protein, yang dapat berperan penting dalam mencegah dan mengatasi stunting, Selasa, (16/7/2024).
Baca Juga : Pementasan Wayang Kulit Warnai HUT FIB UNEJ ke-60 dengan Lakon “Wahyu Katentreman”
Olahan kelor dalam bentuk bolu kukus menjadi inovasi yang menarik perhatian warga. Makanan ini tidak hanya lezat dan mudah dikonsumsi oleh anak-anak, tetapi juga meningkatkan asupan protein dan mikronutrien yang penting untuk pertumbuhan. Selain itu, daun tanaman kelor memberikan warna hijau alami pada bolu kukus, sehingga tidak memerlukan pewarna buatan dan menjadikan bolu kukus lebih sehat.
Di tahun sebelumnya, tim ini juga telah memberikan pelatihan olahan kelor dalam bentuk es krim, susu, dan spring roll. Tim pengabdian dari Polije ini fokus dalam membantu peningkatan kesehatan dan kompetensi masyarakat dalam mengolah makanan dengan bahan dasar kelor. Harapannya, masyarakat bisa meningkatkan kesehatan, dan juga mendorong kemandirian ekonomi melalui wirausaha berbasis pangan lokal yang berkelanjutan, sehingga manfaat kelor sebagai sumber nutrisi dan ekonomi dapat dirasakan secara luas.
Tim juga memberikan pelatihan pembuatan sabun kelor yang memiliki kandungan antibakteri alami. Sabun ini diharapkan dapat mendukung program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan pribadi, dan mengurangi penyebaran penyakit infeksi.
Di samping olahan kelor, tim Polije turut memperkenalkan pembuatan Eco Enzyme, cairan serbaguna hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah dan sayuran. Eco Enzyme memiliki berbagai manfaat, seperti digunakan sebagai pembersih alami rumah tangga, penghilang bau tak sedap, pupuk organik, hingga pestisida alami. Penggunaan Eco Enzyme juga berkontribusi dalam mengurangi limbah organik rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan.
Dalam pelatihan ini, Tim Polije menggandeng narasumber dari komunitas Eco Enzyme Nusantara Jember, Valleria Grossi. Masyarakat diajarkan cara sederhana membuat Eco Enzyme:
1. Bahan-bahan: 3 bagian sisa kulit buah atau sayuran, 1 bagian gula merah atau gula aren, dan 10 bagian air.
2. Cara Pembuatan:
– Campurkan semua bahan ke dalam wadah tertutup rapat, seperti botol plastik, namun jangan diisi penuh agar ada ruang untuk proses fermentasi.
– Kocok perlahan bahan tersebut, kemudian simpan di tempat sejuk dan teduh.
– Setiap hari selama minggu pertama, buka tutup wadah untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan.
– Setelah 3 bulan, Eco Enzyme siap digunakan.
Ketua Tim Polije, Selvia Juwita menjelaskan bahwa Eco Enzyme ini memiliki beragam manfaat yang dapat membantu kebutuhan rumah tangga sehari-hari sekaligus berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Pertama, cairan ini dapat digunakan sebagai pembersih serbaguna untuk membersihkan lantai, perabot rumah tangga, dan bahkan mencuci piring. Sifatnya yang ramah lingkungan membuatnya menjadi alternatif yang aman bagi keluarga dibandingkan dengan pembersih berbahan kimia.
Selain itu, Eco Enzyme berperan sebagai pupuk alami yang kaya akan nutrisi penting untuk tanaman. Dengan mengaplikasikan Eco Enzyme pada tanaman, pertumbuhan dapat lebih optimal dan sehat, membantu menjaga kesuburan tanah secara alami. Fungsi ini juga diperkuat dengan kemampuannya sebagai pengusir hama yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun manusia. Menggunakan Eco Enzyme untuk tanaman dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang biasanya merusak ekosistem.
Tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi rumah tangga dan pertanian, Eco Enzyme juga berperan besar dalam pelestarian lingkungan. Proses pembuatannya yang menggunakan bahan organik sisa dapur membantu mengurangi limbah rumah tangga. Dengan demikian, Eco Enzyme menjadi solusi praktis dalam mengelola sampah organik secara mandiri dan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Kegiatan pengabdian ini mendapat sambutan antusias dari warga Desa Kemuning Lor. Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat kini memiliki keterampilan baru dalam mengolah sumber daya lokal dan limbah organik menjadi produk yang bernilai tambah, yang tidak hanya berkontribusi pada kesehatan keluarga tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan melalui potensi usaha rumah tangga. (mrp/Redaksi)