JEMBER, www.jembertoday.net – Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) Puger tengah mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi potensi konflik yang dapat timbul selama Pilkada, serta menangani isu hoaks dan kampanye hitam di wilayah Puger.
Menurut Tarisa, salah satu anggota Panwascam Puger, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan Pilkada berjalan dengan aman dan damai.
Baca Juga : Gus Firjaun: Semua Takdir Tuhan
Salah satu langkah utama yang dilakukan Panwascam Puger adalah menjalin silaturahmi dan koordinasi yang intens dengan berbagai stakeholder, termasuk pemerintahan kecamatan (forkopimca) dan pihak keamanan. Selain berinteraksi dengan organisasi masyarakat (ormas) di wilayah Puger, Panwascam juga aktif melakukan koordinasi dengan tiga pilar pemerintahan: pemerintah kecamatan, TNI, dan Polri.
“Kami mengadakan pertemuan rutin untuk mempererat kerja sama dan memastikan kesiapan semua pihak dalam menjaga situasi yang kondusif,” kata Tarisa, Sabtu, (9/11/2024).
Kerawanan Pemilih Nelayan
Tarisa menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama di wilayah Puger adalah tingkat kehadiran pemilih yang seringkali terpengaruh oleh rutinitas sebagai nelayan. Tiga desa di wilayah Puger memiliki mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai nelayan, dan mereka berpotensi tidak hadir di TPS pada hari pemilihan.
“Hal ini bisa menjadi celah kerawanan karena ketidakhadiran mereka dapat memengaruhi hasil pemilihan,” ujarnya.
Untuk mengatasi hal ini, Panwascam Puger akan lebih intensif dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka tetap bisa memberikan hak suara dengan cara yang efektif.
Potensi Gesekan di Tengah Dukungan yang Terbelah
Selain itu, wilayah Puger juga rawan konflik antarpendukung calon karena hampir 50 persen masyarakat mendukung masing-masing pasangan calon.
“Potensi gesekan sangat besar mengingat dukungan yang terbagi rata antara kedua paslon,” ungkap Tarisa. Untuk mengurangi ketegangan, Panwascam Puger berusaha untuk mengedukasi masyarakat melalui berbagai kelompok, termasuk pemuda, tokoh agama, dan ibu-ibu PKK.
“Kami terjun langsung ke kelompok masyarakat ini untuk mensosialisasikan pentingnya Pilkada yang aman dan damai,” lanjutnya.
Baca Juga : Pengawasan Penyelenggaraan Pilkada 2024 Makin Ketat
Pengawasan Cyber untuk Cegah Hoaks
Sementara itu, dalam menghadapi potensi penyebaran hoaks dan ujaran kebencian terhadap media sosial. Tarisa menyebutkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan tim cyber untuk memantau akun-akun yang berpotensi menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan.
“Kami memiliki pengawasan cyber yang akan terus mengawasi akun-akun yang dapat memicu hoaks atau ujaran kebencian di media sosial,” jelasnya.
Namun, hingga saat ini, Tarisa menegaskan bahwa di wilayah Puger belum ada indikasi yang menunjukkan adanya hoaks atau ujaran kebencian yang tersebar.
“Kami terus memantau, dan sejauh ini wilayah Puger masih aman dari hoaks atau ujaran kebencian,” katanya.
Dengan berbagai langkah tersebut, Panwascam Puger berharap dapat menciptakan suasana Pilkada yang kondusif dan berjalan dengan lancar, serta mencegah potensi kerusuhan dan dampak negatif dari informasi palsu yang dapat merusak proses demokrasi. (RenPam)