Rendi Pamungkas
EMBER, www.jembertoday.net – Jember, salah satu kabupaten di Jawa Timur, semakin dikenal sebagai pusat pendidikan di Indonesia. Sebagai salah satu daerah dengan keberadaan berbagai lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, daerah penghasil tembakau ini berpotensi menjadi “Jember Kota Pendidikan” yang sejati.
Namun, seiring dengan perkembangan ini, muncul pertanyaan penting: siapkah Jember untuk mendapatkan sebutan tersebut, mengingat masih adanya sikap apatis di kalangan peserta didik dan mahasiswa?
Pertama, perlu diakui bahwa Jember telah memiliki infrastruktur pendidikan yang cukup baik. Berbagai universitas terkemuka, seperti Universitas Jember, menawarkan beragam program studi yang mendukung pengembangan sumber daya manusia. Selain itu, sekolah-sekolah di Jember juga terus berupaya meningkatkan kualitas pengajaran dan kurikulum agar sejalan dengan kebutuhan zaman.
Baca Juga : Pementasan Wayang Kulit Warnai HUT FIB UNEJ ke-60 dengan Lakon “Wahyu Katentreman”
Namun, meskipun ada kemajuan yang terlihat, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satu masalah utama adalah adanya sikap apatis di kalangan peserta didik dan mahasiswa. Beberapa dari mereka terlihat kurang termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan akademik maupun non-akademik. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya dukungan dari lingkungan, keterbatasan akses informasi, atau bahkan ketidakpuasan terhadap kualitas pendidikan yang diterima.
Sikap apatis ini tentunya menjadi penghalang untuk mengukuhkan dirinya sebagai Jember Kota Pendidikan. Pendidikan bukan hanya tentang memiliki sekolah dan universitas, tetapi juga tentang menciptakan budaya belajar yang aktif dan partisipatif. Tanpa adanya keterlibatan aktif dari para pelajar dan mahasiswa, upaya untuk menjadikan Jember sebagai Kota Pendidikan akan menjadi sia-sia.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan berbagai upaya. Pertama, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan di kalangan masyarakat. Kampanye pendidikan yang mengedukasi orang tua dan peserta didik tentang manfaat belajar dan mengembangkan diri perlu digalakkan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler yang menarik dan relevan juga dapat mendorong partisipasi aktif siswa dan mahasiswa.
Kedua, kolaborasi antara institusi pendidikan dan pemerintah daerah sangat penting. Program-program yang mendukung pengembangan minat dan bakat peserta didik, seperti lomba akademik, seminar, dan workshop, dapat diadakan untuk meningkatkan keterlibatan mereka. Dengan dukungan yang tepat, diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar dan rasa kepedulian terhadap pendidikan.
Dengan upaya bersama yang konsisten, Jember dapat mempersiapkan diri untuk mendapatkan sebutan sebagai Kota Pendidikan. Penting bagi semua pihak untuk berkontribusi dalam menciptakan budaya belajar yang positif. Hanya dengan cara ini, Jember dapat berkembang menjadi kota yang tidak hanya kaya akan lembaga pendidikan, tetapi juga melahirkan generasi yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing tinggi. (RenPam)