
JEMBER, www.jembertoday.net – Agenda terakhir program Gus’e Menyapa di Kecamatan Bangsalsari, pertemuan dengan Ketua RT RW, cukup heboh. Pertemuan itu berlangsung di Balai Desa Sukorejo.
Gus Fawait menyapa para ketua RT RW dengan mengatakan bahwa mereka adalah ujung tombak pemerintah dalam melayani dan menyampaikan informasi program kepada warga. Mereka patut diapresiasi.
Baca juga: Ratusan KPM Senang Terima BLT DBHCHT Lewat Petugas Kantor Pos di Kantor Camat Bangsalsari
Bentuk apresiasi Pemkab Jember, diakui oleh Gus Fawait, masih sedikit. Misalnya, honor masih Rp200.000 per bulan. Namun mereka mendapatkan fasilitas kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.
Namun anak-anak mereka mendapat prioritas pada program Beasiswa Cinta Bergema Tahun 2025.
Mereka beserta seluruh anggota keluarga juga bisa menikmati program Universal Health Covered (UHC).
Gus Fawait memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan uneg-uneg secara langsung tanpa direkayasa.

Seorang ketua RT menanyakan, kenapa pengurusan KTP selalu dijawab blanko habis. Tetapi ketika ada “sesuatu” yang diserahkan KTP bisa selesai.
Gus Fawait langsung memberikan kesempatan kepada Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Bambang Saputro, untuk menjawab. “Tidak ada biaya alias gratis,” jawab Bambang, Senin, (1/12/2025).
Kemudian Gus Fawait menjelaskan, sejak Tahun 2019 tunggakan KTP yang belum dicetak sejumlah 66.000 keping. Ia berjanji di akhir tahun 2025 ini masalah kekurangan blanko bisa diatasi. Sebab, ia telah meminta tambahan blanko kepada Kemendagri.
Penanya kedua, masih ada guru ngaji dan marbot yang belum menerima insentif atau honor dari Pemkab Jember. Lalu Gus Fawait meminta Kabag Kesra untuk mendata ulang.
Penanya ketiga, kenapa yang menerima BLT hanya itu-itu saja? Ia minta datanya diperbarui. Gus Fawait menjawab, yang patut menerima adalah warga yang berada pada kondisi ekonominya pada posisi desil 1 sampai desil 5. Jika masih ada dari mereka yang belum menerima BLT disarankan untuk melapor kepada pendamping keluarga di masing-masing desa.
Baca juga: Inspiratif, Tuna Wicara Bekerja di Toko Alfamart berkat Program Alfability Menyapa
Penanya keempat, kapan jalan poros Desa Curahkalong diaspal? Dengan logat lokal dan menggunakan bahasa Madura penanya itu membuat Gus Fawait terpingkal-pingkal.
Lalu Bupati Jember termuda itu menjelaskan dengan lugas, bahwa ada klasifikasi jalan. Pihak Pemkab sudah mendengar keluhan warga Desa Curahkalong perihal jalan tersebut. Gus Fawait memerintahkan Dinas PU BM SDA untuk memeriksa laporan warga Curahkalong.

Namun perlu diketahui, kata Bupati Fawait, jika status tanah di jalan itu masih milik PTP maka Pemkab Jember tidak bisa mengaspal. PTP harus merelakan untuk dihibahkan baru kemudian Pemkab Jember bisa mengaspal jalan itu.
Suasana pertemuan antara Bupati Fawait dengan para Ketua RT RW itu cukup heboh. Waktu yang disediakan tembus melebih rundown acara
Usai acara mereka pulang dengan membawa bingkisan dari Pemkab Jember. (Sgt)




