JEMBER, www.jembertoday.net – Pertanyaan tentang pemenuhan HAM, khususnya kekerasan pada perempuan dan anak, muncul dalam debat publik kedua Pilkada Jember 2024 di Hotel Cempaka Hill Jember, Sabtu, (9/11/2024)) malam. Isu kekerasan pada anak menjadi salah satu isu panas yang dibahas oleh cawabup Jember.
Cawabup paslon 1,Gus Firjaun, mendapat kesempatan menjawab atas pertanyaan tersebut. Cawabup petahana Jember itu menjawab dengan fasih, sebab selama ini ia mengawal regulasi dan implementasi pembangunannya HAM, khususnya tentang perlindungan kaum rentan yakni perempuan dan anak.
Gus Firjaun mengatakan, Pemkab Jember menaruh perhatian besar kepada anak-anak sebagai penerus bangsa. Tiga setengah tahun terakhir Kabupaten Jember telah meraih prestasi, dan statusnya naik. Tahun 2021 predikat Kabupaten Jember kala itu mendapatkan predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) tingkat Madya. Lalu tahun 2022-2023 naik ke peringkat Nindya dan Tahun 2024 sedang menuju KLA Utama.
Bava Juga : Debat Publik Kedua Pilkada, Soal Air Resapan Tanah Gus Firjaun Kaitkan dengan Perijinan kepada Pengembang
Untuk mendapatkan prestasi itu, banyak effort yang telah dikerjakan oleh Pemkab Jember selama kepemimpinan Hendy-Firjaun. Saat ini di tiap kecamatan sudah terbentuk Forum Anak Jember (FAJ) di 31 kecamatan 22 kelurahan dan 186 desa . Juga sudah dibentuk gugus tugas KLA. Ada juga Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di 62 sekolah dan 110 di lingkungan yang ada di desa atau kelurahan.
Gus Firjaun menegaskan, apa yang sudah dikerjakan dalam hal pemenuhan HAM, khususnya perlindungan kaum rentan sudah membuahkan hasil. Tetapi ke depan masih tetap butuh dukungan semua pihak, sebab tantangan dan dinamika kehidupan anak remaja cukup besar.
Merespon penjelasan itu, cawabup paslon 2, Joko Santoso mengapresiasi dengan fair. Tetapi ia mengungkapkan bahwa kasus kekerasan pada anak dan perempuan masih tinggi.
Ia menyebutkan data, tahun 2023 sebanyak 348 kasus, dengan rincian kekerasan pada anak 220 kasus dan perempuan 128 kasus. Joko menilai, apa yang selama ini dikerjakan oleh Hendy-Firjaun hanya aspek struktur, masih di tingkat regulasi belum pada tingkat pelaksanaan. Jika paslon 2 diberi kesempatan oleh rakyat maka akan berkolaborasi dengan semua kelompok perlindungan perempuan dan anak.
Menanggapi komentar Joko Santoso itu, Gus Firjaun menjawab dengan tenang. Kyai yang rajin mengisi pengajian muslimat dan ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Jember itu berkata demikian. Adalah tidak fair jika data yang disebut oleh cawabup paslon 2, Joko Santoso, tidak dibandingkan dengan tahun sebelum dan sesudahnya.
Baca Juga : Kesiapan Panwascam Puger Menghadapi Potensi Konflik dan Antisipasi Hoaks dalam Pilkada
Gus Firjaun menjelaskan proses penilaian KLA oleh Kementrian Perempuan dan Perlindungan Anak RI. Tidaklah mungkin Kementrian menilai dari aspek regulasi saja. Raihan KLA Madya hingga Nindya itu karena implementasi, bukan saja regulasi, tegas Gus Firjaun.
Tingginya kasus kekerasan pada perempuan dan anak, menurut Gus Firjaun adalah PR (Pekerjaan Rumah) kita semua.
Sebagai tambahan, data yang diperoleh media ini tentang kekerasan pada perempuan dan anak selama 3 tahun terakhir seperti berikut. Tahun 2021 total 275, kekerasan perempuan 95 kasus dan kekerasan pada anak 180 kasus. Tahun 2022 total 356 kasus, perempuan 135 kasus dan anak 221. Tahun 2023 total 348 kasus, perempuan 128 dan anak 220. Tahun 2024 hingga Bulan Oktober total 368 kasus, perempuan 149 kasus dan anak 219. (Sgt)