JEMBER, www.jembertoday.net – Debat publik pertama cabup dan cawabup Jember pada pilkada 2024 dilaksanakan di Hall New Sari Utama. Hendy menampilkan gaya bicara semi oratif sedangkan Fawait bergaya full oratif.
Pertanyaan dengan huruf A, yaitu angka prevalensi stunting. Moderator menyebutkan, angka prevalensi stunting Jember berdasarkan hasil survei SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) tahun 2022 adalah 34,9 persen. Lebih tinggi dari Kabupaten Situbondo dan Bondowoso.
Moderator menanyakan ke paslon 1, bagaimana langkah dan strategi untuk menurunkan stunting itu?
Baca Juga: Fakta-fakta Mobil Maung Milik Hendy Siswanto
Hendy menjawab, pemerintahannya telah melakukan banyak hal dalam upaya percepatan penanganan stunting. Mulai dari infrastruktur hingga yang terakhir adalah penimbangan bayi setiap bulan. Kalau dulu Kemenkes RI melakukan bulan timbang 2 kali setahun, namun Hendy dan Gus Firjaun pada tahun 2024 ini membuat kebijakan, tiap bulan diadakan bulan timbang. Hasilnya cukup signifikan.
Hendy mengatakan keyakinannya, angka prevalensi stunting bisa ditekan hingga 6 persen.
Moderator memberikan kesempatan paslon 2 untuk menanggapi jawaban Hendy.
Gus Fawait mengatakan, stunting di Jember hari-hari ini sedang tidak baik-baik saja. Gus Fawait mengulang data yang disebut moderator, yaitu 34,9 persen (data tahun 2022).
Gus Fawait menanggapi dengan dasar goverment expenditur (belanja pemerintah daerah) yaitu APBD Kabupaten Jember 3,4 triliun.
Apa yang sudah dikerjakan oleh Hendy, menurut paslon 2, dalam urusan penanganan sunting sangat landai. Ia menyebut dengan istilah Jawa, alon-alon pokok kelakon. Gus Fawait berjanji jika ia terpilih akan berlari kencang dalam hal penanganan stunting.
Ia menyebut strateginya yaitu jangka pendek, menengah dan panjang. Jangka pendeknya, mempersiapkan diri pasangan calon pengantin. Demikian juga saat hamil dan pasca melahirkan. Ia akan menggandeng komunitas-komunitas perempuan.
Lalu moderator mempersilahkan paslon 1 menanggapi tanggapan Paslon 2.
Hendy menjawab bahwa Kabupaten Jember saat ini masuk 20 terbaik Kabupaten/kota di Jawa Timur tentang prevalensi stunting. Apa yang disebutkan oleh Gus Fawait sudah dikerjakan oleh Hendy-Firjaun.
Demikian pula dengan anggaran, semua sudah teralokasikan termasuk untuk percepatan penurunan penanganan stunting.
Untuk membuktikan hal itu Hendy telah mengeluarkan Buku Saku, yang bisa dibaca oleh masyarakat umum. Oleh karenanya ia berharap masyarakat lebih bijak dalam menerima informasi, dengan mengecek kebenarannya.
Dalam debat publik pertama itu Hendy menampilkan gaya semi oratif sedangkan Gus Fawait full oratif.
Tema debat publik pertama adalah Penguatan Pembangunan dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat Kabupaten Jember.
Acara debat disaksikan secara daring dan luring, dan disaksikan secara luas oleh masyarakat Jember.
KPU Jember akan kembali menggelar debat publik kedua dalam masa kampanye pada bulan depan setelah ini. (Sgt)