
JEMBER, www.jembertoday.net – Gara-gara BBM (Bahan Bakar Minyak) langka, Kabupaten Jember diobok-obok spekulan. Harga di luar SPBU (kalau pun ada) jauh di atas harga normal. Setidaknya fakta itu yang terjadi pada hari keempat pasca penutupan jalur Gumitir yang berdampak telatnya pengiriman BBM.
Berdalih truk tanki tersendat saat keluar dari Banyuwangi dan terjebak macet di jalur Pantura pendistribusian BBM lambat. Pertamina Patra Niaga menyatakan stok aman, tapi faktanya masyarakat sulit mendapatkannya.
Baca juga: Ungkit Ekonomi Kerakyatan, Gus Bupati Ajak ASN Pakai Produk Lokal Jember
Senin sore di wilayah Kecamatan Patrang ada salah satu pom mini yang menjual jenis Pertamax. Si penjual mematok harga Rp18.000 per liter. Setiap pembeli dibatasi maksimal Rp.30.000 atau 1,66 liter. Warga yang antri pun tidak keberatan, sebab jika antri di SPBU akan memakan waktu berjam-jam. Syukur-syukur kalau ada.
Menurut informasi yang layak dipercaya, si penjual mendapat pasokan Pertamax dari Probolinggo.
Sejujurnya warga membeli dengan terpaksa. Mereka rela merogoh kocek lebih dalam, Rp30.000 hanya untuk 1,66 liter BBM jenis Pertamax.
Terpantau juga kendaraan pickup yang mengangkut air mineral membeli BBM karena kehabisan di jalan. Tentu pembelian dengan harga segitu akan mengurangi laba.
Di dunia maya, ada nitizen di Facebook yang terang-terangan menginformasikan BBM dengan harga jauh lebih tinggi. Di grup INFO WARGA JEMBER, @ Septian Romi Frasetyo memosting gambar pertalite dalam kemasan botol air mineral dengan tulisan “Yg jadi primadona 1,5 liter tembus diharga 45k gaes ditanggul Jember menyala tenan Jember #FYP”. Tidak jelas maksudnya, apakah ia membeli atau menjual BBM dengan harga segitu.
Kenapa hal ini terjadi? Jawabnya karena tidak ada ketegasan dari pemerintah dan aparat hukum. (*)