JEMBER, www.jembertoday.net – Cawabup Paslon 2 Djoko Susanto kehabisan kata-kata saat sesi terakhir Debat Publik Ketiga, Sabtu malam, (23/11/2024). Djoko membuang waktu yang berharga itu dengan sia-sia.
Pada sesi terakhir sebelum closing statmen dari kedua Paslon, cawabup Djoko Susanto mendapat kesempatan memilih gambar di layar monitor, yang hanya tersisa 2, yaitu gambar pantai Papuma dan Pasar Tanjung. Sedangkan materi pertanyaannya adalah pembentukan karakter.
Panitia menyediakan waktu 1,5 menit untuk Djoko memberikan pertanyaan kepada cawabup Paslon 1 Gus Firjaun.
Baca Juga : Kedua Paslon Bupati Jember Dukung JFC dengan Cara Berbeda
Sedikit aneh tindakan Djoko malam itu dan jelas-jelas menyalahi aturan debat. Ia malah mempersilahkan Gus Firjaun untuk memilih satu diantara 2 gambar yang tersisa.
Tentu saja oleh moderator hal itu dicegah. Spontan pendukung Paslon 1 bersorak, menyoraki Djoko yang terlihat sudah kehabisan energi.
Lalu Djoko memilih gambar Pasar Tanjung Jember. Moderator mempersilahkan Djoko membuat pertanyaan kepada Gus Firjaun terkait gambar tersebut dalam kaitan dengan pembentukan karakter.
“Kalau menurut anda, Gus (Firjaun) bagaimana karakter masyarakat Jember? ” tanya Djoko.
Sejak ia bertanya waktu 1,5 menit langsung dihitung mundur. Dengan pertanyaan singkat, tanpa disertai latar belakang, disaksikan ratusan ribu mata baik langsung atau online, cawabup Paslon 2 membuang waktu dengan percuma. Seharusnya waktu berharga itu bisa dipakai untuk mempengaruhi calon pemilih agar lebih yakin untuk mendukung Paslon 2, tapi dibuang begitu saja.
Tiba waktunya cawabup paslon 1 menjawab. “Saya yakin karakter orang Jember itu aslinya lembut, santun, saling menghargai, dan saling menghormati. Ini adalah karakter asli,” jawab Gus Firjaun malam itu.
Namun, menurut Gus Firjaun, semakin ke belakang akhlak seperti itu mulai terkikis. Karakter asli orang Jember yang ia sebutkan itu harus dipertahankan, yaitu dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan Allah. Setiap orang punya potensi, tinggal bagaimana caranya untuk bisa ditampilkan agar dicontoh oleh sesamanya. Apalagi bagi seorang pemimpin, maka ia wajib memberikan contoh, teladan, yang baik. Maka pendidikan akhlak, khususnya di pondok-pondok pesantren harus dimajukan.
Tetapi satu lagi karakter orang Jember yaitu tegas, jawab Gus Firjaun.
Merespon jawaban Gus Firjaun, cawabup Paslon 2 tidak sepaham. Menurut Djoko, masyarakat Jember adalah pendatang. Mereka datang dari berbagai daerah seperti dari Pulau Madura, Jawa (Matraman), dan daerah-daerah lain.
“Karakter pendatang itu, dia selalu punya semangat juang yang tinggi. Itu yang paling utama. Problem di Jember itu, pemerintah masih abai, karena belum mengidentifikasi dan mengadministrasi kebudayaan masyarakat Jember, seperti amanat undang-undang no 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan, sehingga karakter orang Jember belum teruruskan dengan baik,” pungkas Djoko.
Debat Publik Ketiga ditutup dengan closing statmen dari masing-masing Paslon yang bernada pilkada damai. (Sgt)