
JEMBER, www.jembertoday.net – RSU dr. Soebandi Jember menggelar workshop nasional untuk meningkatkan (upgrade) kompetensi perawat anestesi. Workshop perawat anestesi tingkat dasar itu berlangsung selama 3 hari mulai hari ini Jumat, (21/2/2025).
Plt. Direktur RSU dr. Soebandi, dr. Lilik Lailiyah, M.Kes mengatakan, rumah sakit milik Pemkab Jember tetap melakukan pelayanan kepada masyarakat, termasuk peningkatan kompetensi perawat anestesi, meski terjadi pergantian bupati.
Baca Juga : Menu Lasikav Bawa Tenaga Gizi RSU dr Soebandi Jember Juara 2 Nasional
“Mengawali masa bakti bupati baru, Muhammad Fawait atau Gus Fawait, bersama wabup Djoko Susanto, rumah sakit dr. Soebandi walau pun ada perubahan kepemimpinan kami tetap memberikan pelayanan terbaik dan juga melaksanakan kegiatan-kegiatan inovasi,” ucap dr. Lilik usai membuka workshop.
RSU dr. Soebandi merupakan rumah sakit tipe B pendidikan yang bisa melaksanakan pelatihan untuk peningkatan kompetensi perawat anestesi, termasuk CBP-INNA (Certified Body For Person – Indonesia National Nurses Association), tutur Lilik.
“Syaratnya yaitu perawat yang sudah memiliki masa kerja minimal 3 tahun,” ujar dr. Lilik.
Menurut dr. Lilik, dalam penyelenggaraan pihaknya bekerja sama dengan Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI). Sedangkan yang menjadi pemateri di antaranya dari internal RSU dr. Soebandi yakni Mustakim, S.Kep., Ners.,Sp.KMB., M.Kes, yang juga menjabat Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan di sana.

Pemateri lain yang juga dari rumah sakit milik Pemkab Jember yaitu dr. Harris, Sp. Anestesi dan dr. Wahid, Sp.Neuro Anestesi (C). Pemateri luar berasal dari HIPANI DPW Jawa Timur.
Dr Lilik Lailiyah menghimbau kepada rumah sakit swasta di sekitar Jember raya, jika ingin mengadakan workshop untuk peningkatan kompetensi sumber daya manusia bisa menghubungi RSU dr. Soebandi Jember.
Sementara itu, Mustakim yang menjadi salah satu pemateri menjelaskan pentingnya workshop itu. “Perawat anestesi ini harus terus ditingkatkan kompetensinya karena mereka merawat orang-orang (pasien) kritis. Contoh, ketika pasien akan dioperasi, harus dipastikan si pasien dalam keadaan terbius sehingga tidak merasakan sakit saat dilakukan tindakan operasi. Demikian pin pasca operasi, di bawah pengawasan dokter spesialis maka pasien dikembalikan fungsi-fungsi ototnya,” terang Mustakim.
Kolaborasi antara dokter spesialis anestesi dengan perawat anestesi sangatlah penting dalam penanganan pasien. “Dokter anestesi memberikan diagnosa medis sedangkan perawat anestesi melakukan tindakan atas diagnosa medis itu,” tutur Mustakim, yang juga sebagai Ketua PPNI DPD Jember.
Peserta workshop terdiri dari 22 orang perawat yang berasal dari berbagai wilayah, mulai dari Jember, Banyuwangi, Surabaya, Ngawi, Blitar, Bali, Karawang (Jawa Barat) dan 2 peserta dari Kalimantan Timur.
Nantinya, selesai workshop para peserta akan menerima sertifikat dari Kemenkes RI. Setelah itu para peserta langsung akan diuji oleh tim CBP-INNA, yang lulus akan menerima sertifikat dari CBP-INNA. (Sgt)