
JEMBER, www.jembertoday.net – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember melalui program Pengabdian kepada Masyarakat Hibah DRTPM 2025 menggelar penyuluhan bertajuk “Perubahan Pola Pikir dan Keterampilan Remaja dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Panti”. Dari kegiatan itu UNEJ berhasil temukan akar penyebab perkawinan dini di Panti.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 19 Juli 2025 di Balai Desa Panti, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, dan menyasar isu krusial yang selama ini membayangi masa depan remaja desa, perkawinan dini.
Baca juga: Tenaga Kependidikan UNEJ yang Berintegritas Diganjar Apresiasi
Penyuluhan ini menghadirkan beragam kalangan, mulai dari remaja, orang tua, perangkat desa, RT/RW, hingga tokoh pemuda Karang Taruna. Tujuan utamanya adalah membuka wawasan masyarakat mengenai dampak jangka panjang perkawinan dini, sekaligus memberikan alternatif yang konstruktif melalui pendidikan, pelatihan keterampilan, dan perubahan pola pikir.
Asrumi, dosen Fakultas Ilmu Budaya sekaligus Ketua Tim Pengabdian, menjadi narasumber utama dalam kegiatan ini. Ia menyoroti bahwa perkawinan dini tidak bisa lagi dipandang sebagai persoalan tradisional semata, tetapi telah berkembang menjadi masalah sosial yang kompleks di tengah kemajuan zaman.

“Remaja bukan tidak mampu, mereka hanya belum diarahkan. Di era digital saat ini, informasi bisa diakses bebas, termasuk konten dewasa yang tanpa pendampingan bisa memengaruhi pola pikir anak dan mendorong mereka mengambil keputusan sebelum waktunya,” ungkap Asrumi, Sabtu, (19/7/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa minimnya akses pendidikan dan kegiatan produktif setelah putus sekolah menjadi pemicu utama remaja kehilangan arah, hingga menjadikan pernikahan sebagai pelarian sosial.
Kepala Desa Panti, Suroso, dalam sambutannya, menegaskan bahwa masyarakat perlu lebih terbuka terhadap pendekatan-pendekatan baru dalam membina generasi muda.
Baca juga: Yang Menarik dari Pernikahan Dini di Jember, dari Diska hingga Nikah Siri
“Kita tidak bisa lagi mengandalkan pola lama. Remaja hari ini menghadapi tantangan yang berbeda. Kami berterima kasih kepada Universitas Jember karena telah membantu kami memahami akar masalah dan langkah-langkah pencegahannya,” ujarnya.
Sebagai bentuk solusi nyata, penyuluhan ini juga menghadirkan Jazuli, perwakilan dari PT. Bumi Mas Indonesia Mandiri, yang menjelaskan peluang kerja ke luar negeri melalui pelatihan formal dan informal.
Ia menekankan bahwa remaja desa memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja secara legal di luar negeri, dengan penghasilan yang layak dan prospek jangka panjang.“Perkawinan dini bukan satu-satunya jalan hidup. Dengan pelatihan yang tepat, remaja bisa bekerja ke Jepang, Brunei, Taiwan, dan negara lainnya, dengan sistem yang sah dan pendapatan yang cukup untuk membangun masa depan,” jelasnya.
Selain itu, peserta juga dikenalkan dengan keterampilan digital marketing dan program pendidikan kejar paket, yang dirancang untuk memberikan bekal praktis bagi remaja yang ingin mandiri secara ekonomi tanpa harus buru-buru menikah.
Ilham, Ketua Karang Taruna Desa Panti, turut menyampaikan komitmennya dalam mendampingi remaja desa agar tetap memiliki semangat dan visi hidup yang positif.“Remaja perlu diberi ruang untuk berkembang, bukan ditekan oleh tuntutan sosial yang menyesatkan. Kami siap menjadi mitra dalam membangun generasi muda yang mandiri dan berdaya,” tegasnya.
Kegiatan ditutup dengan dialog terbuka dan sesi refleksi. Banyak peserta, baik remaja maupun orang tua, mengungkapkan pemahaman baru tentang pentingnya menunda pernikahan dini demi masa depan yang lebih matang secara ekonomi, mental, dan sosial.
Dengan semangat kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan sektor pelatihan kerja, Universitas Jember berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi langkah awal dalam menciptakan desa yang lebih siap menghadapi tantangan zaman dengan generasi muda yang berpikir maju, bertindak bijak, dan mampu mengelola masa depannya secara lebih terarah. (Ren-Pam)