
LUMAJANG, www.jembertoday.net — Mahasiswa UNEJ dan mahasiswa Universitas Lumajang (Unilu) berlibat dalam KKN (Kuliah Kerja Nyata) Kolaboratif di Desa Klampokarum Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang. Mereka melaksanakan program, pengolahan limbah berbasis pangan menjadi produk olahan.
Program ini memanfaatkan ampas tahu, yang diperoleh dari tempat produksi milik Samsul, pengrajin tahu lokal, menjadi produk olahan berupa kerupuk sehat. Program ini disebut ‘Dari Limbah Jadi Berkat’.
Baca juga: Ukir Sejarah, Atlet Catur UNEJ Raih Medali Emas dan Perunggu pada Pomprov Jatim 2025
Inisiatif ini lahir dari perhatian mahasiswa terhadap tingginya potensi limbah organik yang belum termanfaatkan di desa, serta kebutuhan akan makanan tambahan bergizi. Apalagi, sebagian besar masyarakat Klampokarum bermata pencaharian sebagai buruh tani, yang penghasilannya bergantung pada musim.
“Saya tidak menyangka ampas tahu ini bisa diolah menjadi kerupuk. Biasanya hanya dibuang atau untuk pakan ternak. Sekarang malah bisa jadi makanan sehat,” ujar Samsul, pemilik usaha tahu, Senin, (21/7/2025).

Dalam proses produksinya, ampas tahu dimasak lagi dengan air panas. Lalu ditiriskan dan dicampurkan dengan sari daun kelor. Tidak lupa diberi penyedap rasa sesuai keinginan. Setelah itu dicetak lalu dijemur hingga kering.
Saat ini, produk kerupuk ampas tahu dan kelor masih dalam tahap uji coba produksi, namun sudah mulai dikenalkan ke masyarakat dan mendapatkan tanggapan positif.
Keunggulan produk ini terletak pada nilai gizinya yang tinggi, terutama dari protein ampas tahu dan zat besi dari daun kelor, yang bermanfaat bagi balita dan ibu hamil.
Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam pengembangan produk adalah Camelia, dari Fakultas Kedokteran Universitas Jember.“Kami mencoba menghadirkan olahan pangan yang bukan hanya ekonomis, tapi juga memiliki manfaat gizi. Ini bisa mendukung upaya pemenuhan kebutuhan gizi keluarga, terutama dalam program kesehatan masyarakat,” kata Camelia.
Baca juga; Siswa SMKN 2 Jember Harus Tahu, Berbohong adalah Kenakalan Remaja Berpotensi Pidana, Kok Bisa?
Program ini juga mendapat dukungan dari kader posyandu desa, yang melihat potensi produk ini sebagai bagian dari program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
“Anak-anak menyukai kerupuk ini, rasanya ringan tapi tetap sehat. Kami berharap bisa digunakan secara rutin dalam kegiatan Posyandu,” ujar Rikha, kader Posyandu Klampokarum.
Ke depan, mahasiswa KKN bersama masyarakat merencanakan pemasaran produk melalui pusat oleh-oleh Lumajang serta platform digital seperti Shopee dan TikTok Shop. Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru bagi warga, sekaligus memperkenalkan produk olahan desa ke pasar yang lebih luas.
Program ini menunjukkan bahwa kegiatan KKN dapat menjadi sarana kolaborasi antara pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan inovasi berkelanjutan. Dari bahan sederhana seperti limbah tahu, kini tumbuh peluang baru untuk meningkatkan kesehatan, ekonomi, dan keberdayaan desa. (Ren-Pam)