JEMBER, www.jembertoday.net – Pemkab Jember lewat Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) sedang berikhtiar menemukan sosok Pemuda Pelopor 2025. Tujuan program yaitu menemukan sosok pemuda yang mampu mempengaruhi orang sekitar dan mengajak hal positif.
Dispora Kabupaten Jember telah membentuk tim seleksi, yang berisikan dari internal Dispora dan akademisi, yakni dari UNEJ.
Untuk menyukseskan seleksi pemuda pelopor 2025, telah dilakukan sosialisasi sejak tanggal 25 September 2024. Kemudian dibuka pendaftaran dan penyerahan berkas dari tanggal 26 September sampai 21 Oktober 2024.
Baca Juga : Santri Kalisat Bersih dari Narkoba, Bakesbangpol Masuk Ponpes Al-Imam di Gambiran
Setelah dilakukan seleksi didapati puluhan calon peserta yang lolos adminitrasi pada 22 Oktober 2024. Lalu dilakukan tes wawancara pada tanggal 24 Oktober 2024.
Pada tanggal 28 Oktober diumumkan peserta yang lolos wawancara, yakni 25 pemuda. Lalu mereka diminta memaparkan di depan tim juri atau seleksi.
Tahap selanjutnya tim penilai melaksanakan Fact Finding dari tanggal 5 sampai 12 November 2024.
Baca Juga : Debat Publik Kedua Pilkada, Soal Air Resapan Tanah Gus Firjaun Kaitkan dengan Perijinan kepada Pengembang
Pada hari ini, Senin, (11/11/2024) satu tim penilai yang terdiri dari akademisi UNEJ, Neli Oktavia dan dari Dispora Romy mendatangi 3 peserta untuk melihat langsung portofolio mereka. Tim ini bergerak di bidang IT (informatika dan Teknologi).
Peserta pertama yang didatangi adalah seorang siswa SMAN 1 Jember kelas XI Kesehatan 2, Alfan Daiva Byakta Pratama. Alfan, sapaannya, membuat sebuah aplikasi yang mempermudah administrasi pengelolaan pada Bank Sampah Unit (BSU) Griya Resik yang berlokasi di Jalan Sumatra VI/10A Jember.
Alfan dengan percaya diri mendatangkan pengurus BSU dan beberapa guru, bahkan Kepala Sekolahnya. Bukan bermaksud pamer atau mempengaruhi penilaian juri tetapi ia minta dukungan moril.
Kemudian di titik kedua, tim juri mendatangi Abdul Ghofur di Puslit Koka (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao) di Kebun Renteng, salah satu kebun PTPN 1 Regional 5.
Ghofur, sapaannya, membuat digitalisasi mesin roasting kopi, yang selama ini masih dioperasikan secara manual. Alumni IPB itu bekerja sama dengan Puslit Koka mengadakan eksperimen, membuat cara mengoperasikan mesin roasting secara digital. Sejauh ini di Indonesia masih belum ada.
Di titik ketiga, tim mendatangi kandang ayam petelur di mana Khoirul mempunyai mesin pemeliharaan ayam secara robotik. Hampir mirip sistem pemeliharaan sistem close house.
Pemberian pakan lewat lori kecil, yang akan berjalan sesuai jadwal yang sudah diatur.
Pengaturan suhu kandang juga bisa diatur secara otomatis, sebab ada sensor suhu, sehingga ketika suhu terlalu panas dari suhu kandang maka secara otomatis sprayer bekerja.
Demikian pun dengan kotoran ayam juga dipasang sensor. Tujuannya untuk mengurangi kadar amonia. Cara kerjanya, ketika kotoran menumpuk mengakibatkan naiknya amonia. Zat amonia ini berbahaya, untuk itu harus dikendalikan. Saat kadarnya tinggi, ditandai dengan naiknya suhu udara di atas kotoran, sensor bekerja. Pada saat itu pipa air di bawah kandang akan otomatis menyemprotkan cairan asam sulfat.
Khoirul adalah seorang pemuda alumni Polije. Mesin yang ia ciptakan itu sebagai bahan ujian akhirnya. Sayangnya mesin itu tidak lagi digunakan oleh pemilik kandang. (Sgt)