
JEMBER, www.jembertoday.net – Bakesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik) menyelenggarakan sarasehan pendidikan politik di Kecamatan Mumbulsari. Tapi sayang antusias para kepala desa (kades) setempat kecil.
Ketidakhadiran 7 kades di pendopo Kecamatan Mumbulsari menjadi bukti mereka tidak greget mendukung program Bakesbangpol Jember. Mereka mewakilkan kepada sekretaris desa. Selain para kades panitia melalui Camat Abdul Kadir mengundang juga para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda.
Baca juga: Bakesbangpol Jember Gelar Sarasehan Pendidikan Politik di Sukowono
Alih-alih menunggu para kades acara molor hingga 1 jam. Kades yang diundang tak ada satu pun yang datang. Sekira pukul 10.00 wib sarasehan dimulai.
Kepala Bakesbangpol Jember Lingga Diputra melalui Kepala Bidang Politik Dalam Negeri Dwi Handarisasi mengatakan saat pembukaan bahwa tujuan sarasehan adalah memperdalam pemahaman politik masyarakat Jember dalam beradaptasi dan berinovasi menyongsong Jember Baru Jember Maju.
Dwi Handarisasi mengingatkan, warga masyarakat sebaiknya cepat beradaptasi dengan perubahan jaman agar tidak ketinggalan. Demikian pun dalam politik. Warga masyarakat Kecamatan Mumbulsari diharapkan ikut aktif mengikuti perubahan-perubahan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Jember.
Forkopimca Mumbulsari hadir lengkap, Camat Abdul Kadir, Danramil Kapten IG Putu Aria dan Kapolsek AKP Facthur.
Dalam sambutannya, Ading sapaan akrab Camat Mumbulsari itu mengucapkan terima kasih kepada Bakesbangpol karena menjadikan tempat sarasehan. “Acara ini sangat penting bagi kami karena mendapat informasi langsung dari narasumber yang kompeten,” ucap Ading, Kamis, (6/11/2025).
Ading berharap usai sarasehan ada rasa optimisme, bahwa hal baik akan segera terwujud yaitu Jember Baru Jember Maju.
Ketidakhadiran para kades tersebut membuat salah satu narasumber, yang juga anggota Komisi A DPRD Kabupaten Jember, Siswono geram.
Dengan nada sedikit emosi Siswono minta kepada Camat Mumbulsari untuk tidak mempermudah tanda tangan bagi mereka. “Kalau ingin rakyatnya maju dan sejahtera harusnya bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemkab Jember!” Katanya dengan nada tinggi.
Siswono melihat potensi besar perlu digarap serius agar berkembang di desa-desa itu. Salah satu contoh, wisata Batu Jubang di Desa Lampeji. Pemdes tidak bisa harus mau menjalin kerjasama dengan Disparbud, PUBMSDA, dan pemerintahan kecamatan untuk membangkitkan wisata Batu Jubang.

Contoh lain, Siswono menyebutkan obyek wisata Mumbul Garden, ternak domba di Desa Suco bisa lebih ditingkatkan yaitu dengan cara berkolaborasi.
Pemateri kedua, Gogot Cahyo Baskoro, pada akhir paparannya menyimpulkan demikian. Urgensi partisipasi politik sangat dibutuhkan karena menyangkut legimitasi pemerintah, representasi kepentingan, pengawasan dan akuntabilitas, serta peningkatan kualitas kebijakan. (Sgt)




