
JEMBER, www.jembertoday.net – Keberadaan pabrik pupuk organik Si Jempol milik Pemkab Jember di era Bupati Fawait tidak jelas masa depannya. Gus Bupati Jember memiliki pemikiran yang berbeda tentang pabrik pupuk organik yang pembangunannya menelan dana miliaran rupiah itu.
Saat pers conference Pro GUS’E di kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Gus Bupati menjawab pertanyaan awak media seputar ketahanan pangan yang dikaitkan dengan pabrik pupuk Si Jempol.
Baca juga: Ungkit Ekonomi Kerakyatan, Gus Bupati Ajak ASN Pakai Produk Lokal Jember
“Terkait pabrik pupuk yang di Jember (Si Jempol), disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Kalau masyarakat membutuhkan pupuk organik kenapa nggak?,” jawab Gus Fawait, Senin, (14/4/2025).
Dengan kata lain keberadaan pupuk organik menurut Gus Fawait, bisa dilanjutkan bisa juga tidak. Bisa dilanjutkan hanya berdasarkan permintaan petani. Jika para petani membutuhkan pupuk organik maka pabrik pupuk Si Jempol akan menyediakan.
Gus Fawait melanjutkan jawabannya. “Kalau hari ini masyarakat membutuhkan pupuk organik maka kita perhatikan.Tapi hari ini masyarakat tidak membutuhkan pupuk organik, karena kelompok-kelompok tani atau pun gapoktan bisa menyuplai, maka kita punya kebijakan yang berbeda,” terang Gus Fawait.
Ia menegaskan bahwa kebijakan yang berbeda itu tidak ada hubungannya dengan politik, sebab pabrik pupuk Si Jempol dibuat oleh mantan bupati sebelumnya, yakni Hendy Siswanto.

Gus Fawait juga mempunyai alasan lain yakni apa yang dilakukan oleh pemerintah (daerah) tidak boleh mematikan swasta.
“Apa pun yang dilakukan pemerintah tidak boleh mematikan pihak swasta. Petani bisa memproduksi pupuk organik ya sudah kita biarkan poktan dan gapoktan yang menyediakan. Janganlah pemerintah berbisnis melawan swasta, karena swasta akan kalah,” Gus Fawait menjelaskan lebih rinci.
Gus Fawait kembali menegaskan lagi soal pupuk, bahwa pupuk tergantung pada kebutuhan petani, apakah lebih butuh pupuk kimia (subsidi) atau pupuk organik. Ia kembalikan hal itu kepada petani.
Tentu hal ini berbeda dari pengertian dan keputusan dari mantan bupati sebelumnya yang mendirikan pabrik pupuk organik Si Jempol, bahwa peralihan penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik lebih berdasarkan kepada bagaimana memperbaharui kualitas kesuburan tanah. Petani Jember diberi edukasi agar mau beralih ke pupuk organik dengan cara diberi secara cuma-cuma.
Akankah pabrik pupuk organik Si Jempol akan dilanjutkan oleh Bupati Fawait? Kita tunggu saja. (Sgt)