
JEMBER, www.jembertoday.net – Rumah wartawan Agus Sugiyanto sekeluarga, wartawan Gabungan Wartawan Indonesia (GWI) Jember, tiba-tiba Ambruk. Tidak ada angin tidak ada hujan atap dapur rumah itu ambruk.
Sabtu pagi, (8/11/2025) seperti biasa Winarsih, istrinya, menyiapkan anak berangkat sekolah. Setelah sarapan ia mengantar ke sekolah dasar di dekat rumah. Kemudian ia kembali ke rumah. Winarsih langsung menuju ke dapur untuk mencuci piring dan gelas yang kotor. Sementara Agus berada di ruang tamu sedang memosting berita di portal www.pandhalungan.com.
Baca juga: GWI Jember Audiensi ke Kejaksaan Negeri Jember, Siap Bersinergi
Tiba-tiba terdengar suara ‘krak’, seperti suara kayu yang bergeser. Winarsih curiga, spontan ia melihat ke atas. Ia berkata ke suaminya, “Mas suara apa itu?,” tanyanya kepada suami.Agus menjawab,”Paling tikus Ma.”
Winarsih melanjutkan mencuci. Selang beberapa menit separuh atap dapur ambruk. Atap di atas kamar mandi hingga bagian belakang jatuh ke bawah. Tembok pembatas ruang tengah dengan dapur roboh. Beruntung Winarsih tidak ketimpa batu bata dari diding tembok.
Agus meloncat dari tempat duduknya, bergegas menuju dapur untuk melihat kondisi istrinya. Lalu ia membantu mengevakuasi ke luar rumah. Debu-debu masih beterbangan di seluruh ruangan.

Tetangga yang mendengar langsung berhamburan datang menolong Agus dan istrinya. Rumahnya berada di perkampungan padat di Dusun krajan gang 1 No. 10. RT 02 RW 013 Kauman Selatan Desa Ambulu, sekira 100 meter arah selatan dari Masjid Jami di Kecamatan Ambulu.
Kemudian Agus menelpon saudara, teman dan perangkat desa setempat. Kebetulan adik kandungnya, yang biasa kulakan ikan segar, mampir ke sana. Adiknya kaget dan ikut membantu membersihkan puing-puing atap dan tembok.
Seorang anggota Tagana yang rumahnya tidak jauh dari sana langsung datang membantu bersihkan puing-puing.
Agus sempat merekam kondisi dapur pasca roboh. Video itu dishare ke WA grup GWIJEMBER.
Baca juga: Gus Fawait Perkuat Sinergi Ulama dengan Umara Jember
Lalu anggota GWI Jember menghubungi Dinas Sosial, BPBD, hingga PU BM SDA untuk meminta pertolongan.
Tidak butuh waktu lama, 1 sak semen bantuan dari Dinas PU BM SDA datang ke rumah itu. Teman-teman wartawan datang satu per satu sambil membawa bantuan, meski tidak besar tapi setidaknya memberikan semangat bagi Agus.
Lalu datang 2 petugas assessment Dinas Sosial. Ditanya petugas berapa kerugian akibat ambruknya atap dapur, Agus menjawab, “Kisaran 25 juta mas.”
Beberapa menit kemudian bantuan dari BPBD datang. Tim reaksi cepat yang dipimpin Ferry membawa bantuan berupa peralatan memasak, timba dan satu kotak peralatan lain.
Menjelang siang bantuan dari Dinas Sosial juga datang membawa 2 paket sembako, 1 kotak peralatan dapur keluarga dan 2 dos mi instan.
Sosok Agus di lingkungan rumahnya dikenal sebagai seorang wartawan yang baik, ramah dan suka membantu warga. Lewat karya tulisannya menyebarkan informasi-informasi program pemerintah Kabupaten Jember dan kontrol sosial.
Pada malam harinya, warga sekitar mengadakan pengajian, berdoa untuk keselamatan Agus sekeluarga. (Sigit)




