
JEMBER, www.jembertoday.net – Politeknik Negeri Jember (Polije) mengambil peran dalam membantu masyarakat khususnya para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) agar lebih berdaya. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Tim Polije melakukan pendampingan kepada UMKM binaan.
Tim Polije yang dipimpin oleh Dr. Elly Kurniawati, SP.,MP, terdiri dari dosen dan mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Pangan, mendampingi industri rumahan ‘Keripik Singkong Mega’ di Desa Sempolan Kecamatan Silo, Jember, Jumat, (22/8/2025).
Baca juga: Polije Dorong Petani Jeruk Semboro Kembangkan Produk Olahan hingga Digital Marketing
Kegiatan PkM ini didanai dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdiktisaintek).
Selama ini ‘Keripik Singkong Mega’ yang dijual masih dikemas dengan plastik diikat dengan tali rafia. Minyak banyak menempel di plastik dan rasanya serik di tenggorokan. Dari sisi penampilan kurang menarik dan harganya murah.
Pemilik bisnis rumahan ini, Megawati Sukarno Putri, merintis usaha bersama suaminya sejak tahun 2020. Ada 3 varian rasa, yaitu rasa manis, balado pedas dan asin. Omsetnya pun masih tergolong kecil.
“Melalui Program pendampingan PkM UMKM Binaan oleh tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi Teknologi Rekayasa Pangan Polije, dengan judul Perbaikan Teknologi Proses dan Disain Kemasan di UMKM keripik Singkong Mega, mampu memberi solusi permasalahan di UMKM yang harapannya dapat meningkatkan mutu produk dan omzet pemasaran,” ujar Dr. Elly Kurniawati.
Ia menyatakan, adanya paket teknologi proses dan disain label kemasan dan pendampingan ini, dapat meningkatkan produktivitas UKM keripik singkong Mega. “Yang omzetnya secara nyata mencapai 3-5 kali lipat, karena waktu produksi lebih singkat dan efisien. Produk keripik singkong bermutu baik, tahan lama, karena tidak berminyak dan rasanya gurih, tidak cepat tengik dengan tampilan kemasan menarik, didukung sistem pemasaran online akan menguatkan UMKM keripik singkong Mega, dengan meningkatkan omzet produksi terus meningkat dengan pasar yang luas,” ujarnya.

Kegiatan ini terdiri dari pendampingan dan pelatihan perbaikan teknologi proses penggorengan dan penirisan yang dilakukan oleh Agung Wahyono, PhD. Pelatihan perbaikan desain label kemasan oleh Ardiansyah, SSi, MSi, yang mempunyai keahlian teknologi pengemasan bahan pangan. Sedangkan Pelatihan Perbaikan mutu dan manajemen keamanan pangan oleh Dr. Titik Budiati MSc, yang ahli penjaminan mutu dan keamanan pangan.
Kegiatan juga melibatkan 3 orang mahasiswa dalam rangka tranfer ilmu dan mendukung program pemerintah merdeka belajar.
Ir. Wahyu Suryaningsih, MSi, salah satu anggota Tim, mengatakan, kami juga memberikan bantuan peralatan mesin produksi dan kemasan, yaitu 1 buah mesin peniris minyak spinner berkapasitas 5 kg, berbahan stainless stell dengan tinggi body 50 cm dan daya Listrik 135W/220 Volt; dan 1 buah alat pengemas sealer impulse, Q2-8300 dengan daya 220 W/220 Volt, dan pengiris bawang yang mempunyai kapasitas 5 kg/ jam dan 2,4 kg/30 menit.
“Selain itu kami juga membuatkan disain label baru untuk produk keripik singkong yang menarik,“ ujar Ardiansyah yang mendapat bagian pelabelan produk.
Sementara itu Dr. Titik Budiati, MSc menambahkan, “Kami juga membantu pengurusan izin produksi PIRT dan teknik pemasaran digital melalui TIKTOK.”
Sebagai informasi, Pemerintah RI memperkirakan potensi bisnis UMKM tahun 2025 mencapai sekitar US$130 miliar atau Rp2.194 triliun. Peran UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia diperlihatkan dari kontribusinya sebanyak lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap hampir 97% tenaga kerja, dan pertengahan tahun 2025 diperkirakan jumlah UMKM mencapai lebih dari 66 juta unit usaha. (*/Sgt)











