Foto: Bupati Faida berikan hasil rakor pada awak media |
Jembertoday.com-Bertempat di ruang Tamyaloka Pendopo Wahyawibawagraha Jember, bupati memimpin langsung rapat terbatas koordinasi dengan satgas Kabupaten Jember penanganan virus corona, Rabu, 18 Maret 2020. Bupati Faida didampingi Komandan Kodim 0824/ Jember Letkol Inf. La Ode Muhammad Nurdin.
Bupati Faida dan Dandim mendengar segala hal yang terjadi dilapangan selama dua tiga hari terakhir dari anggota satgas yang terdiri dari kepala-kepala rumah sakit, dinas kesehatan, dinas perhubungan, Kesatuan Polisi Pamong Praja, dan yang lainnya.
Salah satu Dokter yang bertugas di rumah sakit dr. Subandi Jember, dr. Ratna menyampaikan secara panjang lebar kondisi yang ia alami selama adanya serangan kabar tentang virus corona. “Kami mohon petunjuk ibu bupati karena rekan-rekan di puskesmas, di rumah sakit lain baik dari dalam kota maupun luar kota semuanya mengarahkan pasien ke sini”.
Dari Dinas Perhubungan juga menyampaikan kekurangan alat perlengkapan kesehatan (APK) di posko-posko yang dibuat oleh dishub seperti di bandara Notohadinegoro.
DR. Edy Budi Susilo, SPd, M.Si , kadispendik Kabupaten Jember juga menyampaikan kondisi anak-anak yang belajar dirumah selama dua pekan. Ia katakan dalam rapat bahwa banyak orang tua yang tidak siap selama anak-anak mereka di rumah yang selama ini berada di sekolah setiap pagi sampai siang bahkan ada yang sampai sore. Sementara memasuki hari kedua dan ketiga, giliran anak-anak yang bosan belajar dirumah karena tidak boleh keluar rumah yang biasanya mereka bertemu dengan teman-temannya.
Bupati Faida memberikan arahan kepada anggota satgas supaya masing-masing tetap bekerja dengan tulus ikhlas memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. “Pertama, hari ini kita akan memberikan panduan kepada keluarga para sopir angkutan ambulance yang mengantarkan orang dalam pantauan dan pasien dalam pantauan,” ungkap bupati.
Oleh karena RS Subandi menjadi rujukan dari rumah sakit sekitar, bupati membentuk group what’s up untuk 4 kabupaten yaitu Jember, Bondowoso, Lumajang dan Situbondo. “Seluruh direktur rumah sakit dan dokter paru agar menjadi jelas,” kata dokter Faida. Dimaksudkan yaitu supaya mereka menangani pasien dengan prosedur yang sudah ditentukan, baru jikalau sudah ada diagnosa yang pasti tentang adanya gejala penyakit akibat virus corona maka baru dirujuk ke RS Subandi. Hal ini mengantisipasi kepanikan baik di tempat asal maupun di rumah sakit rujukan.
“Pol PP untuk patroli di mall-mall atau tempat publik lainnya karena harusnya mereka belajar di rumah selama dua pekan. Karena kita sayang pada anak-anak,” ujar bupati.
Menjawab pertanyaan awak media tentang social distancing, Bupati Faida menjawab, “Sebenarnya ikthiar dan tawakal itu dilakukan bersama-sama. Social distance itu adalah bagian dari ikthiar yang efektif, menjaga jarak di tempat publik. Boleh bertemu dengan orang tapi jaraknya satu meter.”
“Kegiatan-kegiatan ibadah yang melibatkan ribuan orang kita pending,” ungkap Bupati Jember. Ia sudah menghimbau kepada para tokoh-tokoh agama agar untuk sementara, minimal dua pekan ini agar umatnya kiranya dapat beribadah di rumah masing-masing. (Spa)
Facebook Comments Box