JEMBER – Masyarakat Indonesia pada umumnya suka ikut-ikutan. Saat ini fenomena tanaman hias “janda bolong” alias monstera adansonii (nama ilmiah) semakin meningkat. Pun harganya juga semakin mahal. Tanaman asli Amerika Selatan ini banyak diminati karena motif daunnya yang berlubang. Orang mengenalnya dengan sebutan bunga janda bolong.
Seorang penjual bunga, Wisnu (45) mengatakan tanaman bunga janda bolong banyak dicari orang, Rabu (28/10). Ketika ditemui di kiosnya ia katakan, “Stock saya hari ini habis. Ini belum kulakan lagi”. Wisnu baru 2 bulan memulai usaha jual beli bunga di depan kantor Balai Latihan Kerja (BLK) di Jl. Letjen Basuki Rachmad, Jember.
“Bunga janda bolong ini banyak dicari orang ketimbang yang lain,” kata alumni STE Mandala itu. Selama ini ia bergelut dibidang pertanian (petani). Beberapa bulan yang lalu waktu kemarau ladangnya untuk sementara dibiarkan menganggur dan di depan rumahnya membuka kios bunga.
Wisnu sementara ini masih kulakan di tempat lain yang lebih besar untuk memenuhi stock bunganya. Ia berharap sambil berjualan mampu mengembangbiakkan tanaman bunganya.
Salah seorang ibu muda, Farida senang membeli bunga janda kembang di kios Wisnu. Farida katakan, “Disini murah mas harganya. Saya beli janda bolong harganya tiga puluh lima ribu”. Ini akan menambah koleksi bunga Farida di rumahnya.
Nursery di daerah Sumbersari, Puspa Alam (PA) juga membudidayakan tanaman janda bolong. Dadag Subroto, pemilik PA mengatakan, “Selain menanam kita juga menjual anakan janda bolong. Banyak orang membeli janda bolong. Mungkin lagi trendnya”.
Dadag mengingatkan, biasanya lama-lama akan bosan seperti trend bunga gelombang cinta, adonium dan lainnya.
Reporter : Sigit