 |
| Iriane Mirfano, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Jember |
JEMBER – Memperingati Hari Ulang Tahunnya ke-21, Dharma Wanita Persatuan melangsungkan acara seminar secara daring diikuti oleh seluruh Kabupaten se-Jawa Timur. Web Seminar bertema penguatan wanita di masa pandemi covid19 dengan pembicara nasional Winda Lestari, S.Psi.
Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Jember, Iriane Mirfano mengatakan, Dharma Wanita harus menguasai bidang pendidikan, ekonomi dan sosial. “Semua bidang-bidang itu harus dioptimalkan walaupun sekarang masa pandemi bisa dilaksanakan di rumah dengan dengan menerapkan protokol kesehatan,” ucap Iriane, Selasa, (8/12/2020) usai seminar virtual di ruang rapat lantai bawah gedung Pemkab Jember.
“Jadi anggota Dharma Wanita ini bukan hanya berseragam tetapi Dharma Wanita tetapi harus bisa berkarya untuk masyarakat,” kata Iriane.
Karya nyata Dharma Wanita Persatuan bagi masyarakat ketika membagikan sembako murah. Ketika Bulan Ramadhan, dibagikan lebih dari 3.000 paket bekerja sama dengan Dolog sub divre V Jember.
“Kami selama ini tidak ada anggaran dari pemerintah, kadang-kadang kami mengadakan kegiatan dari kemandirian,” ucap istri Sekda Jember itu. Tetapi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Jember tidak mati suri sebab bisa bergabung dengan siapapun karena misinya satu misi sosial misi pendidikan dikerjakan dari hati nurani anggota-anggota. Iriane berharap organisasi yang dipimpinnya mendapat bantuan dana dari pemerintah.
 |
| Pengurus Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Jember ikuti seminar dalam rangka HUT Ke-21 |
Pembicara dalam seminar, Winda Lestari-seorang psikolog-mengurai detail penguatan wanita dalam menghadapi masa pandemi covid19.
Bagi wanita yang harus Work From Home (WFH) kendalanya jaringan internet, rumah tidak dirancang kerja, waktu interaktif lebih lama, mendadak jadi guru, jam kerja, dan lainnya sehingga mesti bijak menyiasatinya.
Winda katakan, “Kuncinya harus bahagia dulu sebab beban wanita ibu rumah tangga lebih besar saat pandemi covid19”. Pada umumnya wanita itu multitasking dimana banyak tugas yang harus dikerjakan dalam waktu yang sama. Caranya menghadapi, “Persiapan diri, fisik, mental dan emosi”.
Faktor lainnya, kata Winda kepada seluruh anggota Dharma Wanita Persatuan se-Jatim,
komunikasi adalah kunci. “Komunikasi non verbal beda dengan verbal. Non verbal tidak ada ruh-nya, contoh, tulisan dengan huruf besar apalagi diwarnai merah mengandung arti marah,” jlentreh Winda.
Para wanita juga dituntut bisa mengenali gaya belajar anak. Ada tiga tipe, pertama auditori, kedua, visual dan ketiga kenistetik. “Jika wanita paham maka hasil belajar anak-anak akan optimal. Gaya auditori ialah gaya belajar dengan cara menceritakan gaya visual dengan gambar atau video dan gaya kenistetik gabungan dari keduanya.
Winda menutup uraiannya bahwa wanita hendaknya membiasakan berbahasa dengan kalimat positif, selalu memberikan senyuman dan berbicara dengan nada pelan. (Sigit)
