Dari kanan, Fanatus Syamsiah, Kusbandono, Rio Pradani Putra dan Ahmad Fauzi |
JEMBER – Keikutsertaan NPCI (National Paralympic Committee of Indonesia) Kabupaten Jember dalam kejuaraan Preparprov Jatim I diwarnai kecurangan oleh panitia. Hal itu diungkap pengurus saat konferensi pers di Kafe Satu di Jalan Kartini, Selasa (25/5/2021) pukul 13:00 WIB.
Fanatus Syamsiah, biro Humas NPCI Jember, mengatakan dalam pelaksanaan tidak sesuai dengan technical meeting.
“Pada saat lomba panitia beralasan karena pandemi klasifikasi masing-masing lomba ditiadakan,” kata Fanatus agak sedih. Akibatnya atlit asal Jember yang sudah dipersiapkan harus berhadapan dengan lawan yang tidak setara.
Ia mencontohkan seperti atlit tenis meja asal Jember, Sadiman, disabilitas (daksa) lower harus melawan daksa upper. “Sadiman yang pakai kruk melawan musuh yang kakinya normal tapi ada daksa atas,” katanya kesal. Akibatnya jagoan Jember itu kalah di final. Padahal jika klasifikasi diberlakukan ia yakin Sadiman akan menang.
Hal sama dialami oleh Budi dan Lucki di jenis lomba lari 200 meter. Keduanya disabilitas bawah (daksa lower) pakai kruk harus melawan atlit daerah lain yang kakinya normal. Ini akibat carut marut panitia yang tidak menerapkan klasifikasi lomba.
Akibatnya tim asal Jember kehilangan peluang mendapatkan emas. “Sejujurnya kami berharap banyak tapi empat emas lepas gara-gara panitia tidak fair,” katanya kecewa. Official sempat protes tetapi panitia tidak bergeming.
Ketua NPCI Kabupaten Jember, Kusbandono, mengatakan dalam kejuaraan Preparprov Jatim I itu tim asal Jember masih bisa membawa pulang medali. Cak Kus sapaannya berterima kasih kepada seluruh masyarakat Jember termasuk ke Pemkab lewat Dispora yang sudah banyak membantu.
Di bagian lain Rio Pradani Putra, Ketua Kontingen, mengatakan tim Jember mendapatkan 1 emas 2 perak dan 6 perunggu. “Dari perolehan itu kita menduduki peringkat enam belas dari tiga puluh dua kabupaten atau kota se-Jawa Timur,” kata Rio penyandang daksa lower. (Sigit)