JEMBER, www.jembertoday.net – Ada banyak sekali peristiwa yang mencuri perhatian publik nasional terjadi di bulan Agustus 2024. Mulai dari potret persiapan upacara kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di Ibu Kota Nusantara sampai hiruk pikuk penolakan masyarakat atas upaya Badan Legislatif men-sah-kan RUU Pilkada yang merandai kekesalan masyarakat sampai di berbagai daerah. Termasuk juga di Kabupaten Jember.
Terlepas dari rentetan peristiwa yang menyedot respon kalangan masyarakat di lintas sektor dan generasi itu, Jember saat ini sedang disibukkan dengan upaya menyiarkan pentingnya memelihara dan melestarikan aksara nusantara sebagai aset wawasan dan kecerdasan lokal paling fundamental dalam khasanah sejarah peradaban Indonesia. Hal ini perlu dimaknai sebagai peristiwa besar yang seharusnya ikut mendapat perhatian publik luas, sebab upaya ini disuarakan-dicanangkan dan rencananya akan dideklarasikan untuk kali pertamanya di Kabupaten Jember. Tajuknya, Hari Aksara Nusantara atau Haktara.
Baca Juga : SPESIAL, Linkrafin Ciptakan Lagu untuk Tema JFC 2024
Museum Huruf adalah lembaga yang menggagas pencanangan dan deklarasi Haktara di Jember. Selama kurun waktu enam tahun ke belakang, museum yang dikelola secara swasta ini, menyorot urgensi pelestarian aksara nusantara sebagai aset kekayaan bahasa dan budaya.
“Jika digali secara serius, diarsip dan dikembangkan dalam konteks pelestarian, aksara nusantara bisa menjadi aset kebudayaan yang bisa juga menciptakan ruang baru perekonomian dalam bingkai industri kreatif,” kata Direktur Museum Huruf, Ade Sidiq Purnama, Minggu, (25/8/2024)
Ade bersyukur, gagasan Haktara juga disambut baik oleh pemerintah daerah. Sejak pertengahan April 2024 lalu, Bupati Jember Hendy Siswanto melakukan komunikasi dan koordinasi intens dengan pihak Museum Huruf untuk khusus membahas Haktara. Menurut Ade, Bupati Hendy Siswanto punya harapan yang sama, untuk menjadikan Haktara lebih dari sekedar menjadi simbol perayaan untuk menghargai kekayaan aksara dan khasanah bahasa di Indonesia, namun juga akan mampu mendorong ekosistem multikultur yang berjejaring untuk mengarsip, mengomunikasikan dan memberi ruang luas publikasi pengetahuan ke-aksara-an dan khasanah bahasa yang selama ini masih bergerak parsial di masing-masing daerah.
Deklarasi Haktara ke-1 yang akan digelar di Pendopo Wahyawibawagraha tanggal 30 Agustus 2024 mendatang ini, turut juga menyematkan dukungan dari banyak pihak. Termasuk diantaranya dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi Republik Indonesia, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Keraton Yogyakarta Hadiningrat Badan Perpustakaan dan Kearsipan, dengan Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia dan Asosiasi Museum Indonesia (AMIDA) Wilayah Jawa Timur.
Komunitas lokal juga turut dilibatkan, salah satunya Linkrafin yang ikut menyumbang lagu tema khusus Haktara.
“Persiapannya sudah 80 persen, sambung doanya,” kata Ade. (Redaksi/*)