JEMBER, www.jembertoday.net – Pasca disuntik dana 15 miliar dari APBD, Perumda Perkebunan Kahyangan Jember lari kencang. Menejemen perusahaan milik Pemkab Jember itu langsung menunjukkan hasil positif.
Direktur Perumda (Perusahaan Umum Daerah) Perkebunan Kahyangan Jember Sofyan Sauri mengabarkan kondisi perusahaan yang dipercayakan untuk ia pimpin kepada media ini.
“Kondisi perusahaan sampai hari ini, setelah disuntikkan modal per 4 april kemarin, alhamdulillah ini sudah mulai ada pergerakan atau geliat menuju positif,” ucap Sofyan ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu, (7/8/2024).
Seperti diketahui, atas persetujuan DPRD Kabupaten Jember Perusahaan milik Pemkab itu mendapat suntikan dana hingga total 83 miliar. Pada tahap awal di Tahun 2024 ini telah disuntik sejumlah 15 miliar.
Dana tersebut digunakan untuk menyehatkan perusahaan yang hingga laporan rugi/laba tahunan untuk Tahun Buku 2023 masih minus hingga ratusan juta.
Baca Juga : Kopi Robusta Jember, Perumda Perkebunan Kahyangan Teken MoU Dengan OPOP Jember
“Di semester satu ini kami, alhamdulillah laporan laba/rugi perusahaan bulan Juni kemarin, sudah kita laporkan juga ke KPM (Kuasa Pemilik Modal) ke bapak bupati melalui dewan pengawas, bahwa perusahaan sudah untung 54 juta rupiah,” ucap pria yang punya suara lembut asal Kecamatan Tanggul itu.
Menurut Sofyan, ada anomali harga atas produk Perumda Kahyangan dalam tahun ini. Pertama, komoditas karet mengalami kenaikan harga hingga 43 persen (head to head) dari tahun lalu dengan tingkat produksi yang sama. Kedua, harga kopi dunia juga naik, bahkan lebih dari 100 persen, tetapi karena produksinya kecil (Sofyan mengistilahkan ‘tidak masuk’) sehingga tidak terlalu signifikan.
“Dengan penyertaan modal itu kami harus lari kencang ini, dengan percepatan-percepatan. Salah satunya, jangka pendek, agar perputaran uang (cash flow) kami tidak terganggu,” ungkap Sofyan.
Percepatan itu adalah dengan mengelola sendiri tanaman tebu.
Sebelumnya tebu milik Perumda itu dikerjasamakan dengan pihak ketiga (KSO/kerja sama operasi atau kemitraan). Umur tanaman tebu tidak lebih setahun sedangkan karet lebih tari 3 tahun.
Khusus tanaman kopi, lanjut Sofyan, dua tahun terakhir di seluruh dunia mengalami kemerosotan hasil produksi yang diduga disebabkan perubahan iklim.
Alokasi lain yaitu untuk pemuktahiran alat produksi olahan karet Tujuan untuk meningkatkan kualitas yang nantinya dapat meningkatkan harga jual. Hal ini masuk dalam kategori rencana menengah perusahaan.
“Kami berinvestasi kepada mesin-mesin untuk bisa menambah nilai produk. Nama mesinnya Crepe Mangel,” katanya.
Sofyan bertekad akan meningkatkan keuntungan perusahaan hingga akhir tahun berjalan, sejak laporan rugi/laba semester pertama 2024.
“Kami berusaha cash flow tetap positif agar di akhir tahun nanti bisa plus (untung),” pungkas Sofyan. (Sgt)