JEMBER, www.jembertoday.net – Dari perspektif berbeda, Bakesbangpol dan FKUB Jember menjaga kerukunan umat beragama untuk mendukung pemilu 2024 agar berjalan aman, damai dan harmoni.
Seperti diketahui, Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 yang dikeluarkan oleh KPU Kabupaten Jember sejumlah 1.972.612 orang. Semuanya mencantumkan agama di dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Kerukunan hidup beragama ikut menentukan sukses tidaknya pemilu 2024. Bakesbangpol Kabupaten Jember hadir untuk menjaga kerukunan umat beragama dan menggali seberapa besar potensi konflik beragama. Tidak hanya itu, juga menyelesaikan konflik beragama.
Demikian pula FKUB Kabupaten Jember menjadi sebuah lembaga penyelesaian konflik umat beragama, baik interagama ataupun antaragama. FKUB menjadi kepanjangan tangan Pemkab Jember untuk membantu mengatasi konflik-konflik beragama di tengah-tengah masyarakat.
“Potensi konflik beragama di Jember ini ada tapi tidak banyak,” ucap Ketua FKUB Kabupaten Jember Dr Abdul Muis Sonhaji, M,Pd, Senin, (11/12/2023).
Baca Juga: Talk Show Pemilu 2024 Bakesbangpol Jember, Harapkan Pemilih Pemula Yang Berdaulat
Upaya menjaga kerukunan umat beragama yang diinisiasi oleh Bakesbangpol dalam bentuk sosialisasi itu dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Kalisat dengan mengundang 5 muspika (Kalisat, Sukowono, Ledokombo, Silo dan Sumberjambe), ketua KUA dan tokoh masyarakat.
Tema sosialisasi, peran strategis FKUB dalam mengelola keberagaman dan kerukunan bangsa untuk suksesnya pemilu 2024, yang aman, damai, dan harmoni.
Acaranya dibuka oleh Camat Kalisat Rusdianto yang didampingi oleh Kabid Kewaspadaan nasional dan penanganan Konflik Bakesbangpol David Fatahilah, mewakili Kepala Bakesbangpol Kabupaten Jember Sigit Akbari.
Gus Muis, sapaan Ketua FKUB Jember, mengutip trilogi ukhuwah dari tokoh nasional dari NU, yakni KH Achmad Siddiq. Bahwa bagi umat Islam Indonesia mengenal ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah.
“Ukhuwah islamiayah memandang sesama umat islam adalah saudara. Ukhuwah wathaniyah memandang sesama anak bangsa apapun agamanya adalah saudara. Dan Ukhuwah basyariyah memandang orang, apa pun agama, suku bangsa, etnis, dan lainnya sebagai saudara, sesama manusia ciptaan Allah,” terang Gus Muis.
Baca Juga : Kemenag Jember bersama FKUB Kunjungi Gereja Katolik, Bahas Moderasi Beragama
Ia yakin, ketika umat beragama, satu dengan. lainnya saling menghormati dan saling menghargai maka urusan pencoblosan akan aman-aman saja.
Terkait adanya konflik beragama yang muncul, Gus Muis menekankan pada pentingnya tunduk dan patuh kepada regulasi yang sudah ada. “Siapa pun harus tunduk dan patuh pada peraturan pemerintah. Jangan menutup diri karena semua bisa dikomunikasikan,” tutur Gus Muis.
Sedangkan David Fatahilah mengulas betapa besar anugerah Tuhan kepada Indonesia. Demikian juga kepada Kabupaten Jember. Dari utara sampai selatan begitu lengkap pemandangan alam. Gunung-gunung dengan perkebunan dan hutannya dan di selatan pantai dengan hasil laut yang melimpah.
“Warga jember ini lengkap, semua suku semua agama ada di sini. Kita bersyukur jember dalam keadaan damai meski ada potensi konflik di dalamnya,” ucap David alumni UNEJ era tahun ’80 an itu.
David tidak membantah jika ada potensi konflik beragama di Kabupaten Jember. Tetapi sebagai wakil pemerintah daerah, yang mengurusi kesatuan bangsa, pihak Bakesbangpol terus berupaya memberikan pelayanan dan pendampingan kepada warga yang berkonflik.
Terlebih saat menjelang pemilu 2024, Bakesbangpol menggandeng semua pihak agar masyarakat, apa pun agamanya, turut berpartisipasi dengan mencoblos saat tanggal 14 Februari 2024 nanti.
Narasumber dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten Jember Dr Ahmad Tholabi, MHI, menjabarkan tentang moderasi beragama. Ia mengatakan bahwa moderasi beragama itu cara berpikir secara moderat. “Tetap menganggap agamanya itu adalah agama yang benar tapi tidak boleh menganggap agama orang lain itu salah,” tandas Tholabi.
Mantan Kepala KUA Kalisat, Tholabi hafal dengan tokoh-tokoh dan karakter warga Kalisat. Ia mendorong agar masyarakat Kalisat dan sekitar membuka diri terhadap perbedaan dan menerimanya sebagai kekuatan pemersatu bangsa.
Tholabi juga menekankan bahwa hukum negara, perundang-undangan yang berlaku di Indonesia tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Bakesbangpol dan FKUB Jember memberi kesempatan kepada hadirin untuk bertanya langsung kepada narasumber.
Salah satunya, Daraquthni, bertanya bagaimana cara menanamkan sikap toleransi kepada anak-anak muda sekarang. Ia juga menginformasikan kehidupan generasi muda, khususnya di Kecamatan Kalisat, sudah darurat narkoba.
Menjawab hal itu, Gus Muis selalu Ketua FKUB mengajak kepada semua instansi, lembaga dan stakeholder agar bersama-sama mengadakan sosialisasi kerukunan umat beragama dengan sasaran generasi Z. “Saya siap diundang kapan pun,” tandasnya.
Sedangkan David menjawab kegelisahan Daraquthni agar melaporkan perbuatan anak-anak muda itu kepada pihak kepolisian, sebab sudah menyangkut pelanggaran hukum.
Bakesbangpol dan FKUB Jember akan terus menjaga kehidupan beragama yang rukun dan damai agar pembangunan menuju kesejahteraan segera terwujud.
(Redaksi)